Rabu, 18 November 2009

MENDING MENEROBOS PAGAR DARIPADA LEWAT JEMBATAN PENYEBERANGAN

Entah dari zaman kapan kebiasaan ini berlangsung, tetapi saya yakin bukan sejak zaman Gadjah Mada. Kenapa? Sebab di zaman Gadjah Mada belum ada pagar yang membatasi jalan yang berlawanan arah.

Di Indonesia ini, orang lebih suka menerobos pagar pembatas jalan. Padahal pemerintah sudah membuat jembatan penyebrangan yang pasti menghabiskan dana berjuta-juta itu. Alasannya pasti sederhana, lebih cepat ke tempat tujuan atau capek harus naik tangga dan berjalan cukup jauh. Barangkali ini cuma ada di Indonesia.



Yang kasihan, kalo mobil yang menabrak para penerobos pagar pembatas ini. Kenapa kasihan? Kok mobil dikasihanin? Yaiyalah! Mobil itu pasti nggak salah! Wong, si pejalan kaki sudah disediakan tangga penyeberangan kok. Ironisnya, kalo tertabraknya di bawah jembatan penyebrangan. Kalo itu terjadi, si pemilik mobil yang nggak salah jadi serba salah. Mau kabur takut mobilnya dibakar, eh giliran mau tanggungjawab urusannya bisa panjang. Nggak cuma membawa ke rumah sakit, tapi ikut menanggung biaya rumah sakit. Itu kalo si korban sembuh lagi, kalo cacat? Kalo meninggal?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar