Minggu, 15 November 2009

PEMBOKAT MASA KINI

Globalisasi pasti ada akibatnya. Saat ini dengan mudah orang bisa mengakses media dan selanjutnya melihat aksi-aksi manusia di dunia Barat sana. Dengan pay tv, kita mudah melihat berbagai macam channel, salah satunya Fashion TV yang mempertunjukan tren fashion yang sebenarnya lebih banyak nggak cocoknya diterapkan di Indonesia. Lewat internet, kita dengan mudah mengakses video porno, semi porno, atau berita-berita "sampah".

Bagi mereka yang enggan mengadaptasi, biasanya disebut "kuper" atau "gaptek" atau "konvensional". Bagi mereka yang mengikuti tren dunia, entah itu tren model atau teknologi, mereka katanya dianggap "juara".

Di kompleks dekat rumah gue, banyak pembantu yang sudah mirip dengan gaya majikannya. Gue yakin di tempat elo, bahkan di rumah elo sendiri, Pembokat bisa lebih melek teknologi dan lebih stylist daripada elo sendiri, ya nggak?



Ini kebetulan gw sempat foto Pembokat yang menurut gue layak 'diangkat' jadi majikan. Kenapa? Dari syle-nya, doi sudah memenuhi kriteria: pake hot pants, kaos ketat, dan menggunakan teknologi handphone (pasti bentar lagi beli Blackbarry, karena harganya udah murah).

Hampir tiap pagi, gue lihat Pembokat satu ini selalu bercas-cis-cus dengan handphone-nya (kebetulang gue nggak tahu merek dan tipe handphone-nya). Yang pasti, doi selalu menggunakan hot pants mirip majikannya yang nggak tahu malu mempertontonkan paha di hadapan puluhan orang yang melhatnya. Selain soal gayanya itu, doi selalu membawa seorang anak kecil yang kira-kira usianya 2 tahun gitu deh. Gue yakin anak kecil ini anak majikannya. So, sambil bercas-cis-cus, si Pembokat menyuapi anak kecil itu makanan.

Terus terang, kalo gue punya Pembokat model begini, gue udah langsung PHK. Bukan persoalan memutuskan rezeki orang, tapi ini masalah anak gue, bo!

Barangkali elo semua sefaham sama gue, Pembokat itu tangan kanan kita. Selagi kita sibuk di kantor, Pembokat lah yang menggantikan posisi kita buat menjaga anak-anak kita. Nah, kebayang dong kalo gaya Pembokat kita aja kayak begini -pake hot pants, bercas-cis-cus selagi melakukan kewajibannya memberi makan anak-, gimana mungkin anak kita gak mencontoh?

Itulah globalisasi. Itu pula pengaruh teknologi -sinetron, iklan, dan lain sebagainya. Ini pula yang disebut hak azasi, dimana kita bisa senaknya berpenampilan, mumpung gak ada undang-undang melarang. Dan pada akhirnya, budaya-budaya kita dahulu sudah terasimilasi atau bahkan boleh dikatakan terkalahkan oleh globalisasi itu sendiri. Harusnya kita bisa menentukan integritas kita, bukan negara-negara Barat sana!

foto copyright by Brillianto K. Jaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar